Nita..

Nita..

Sabtu, 09 Oktober 2010

Menginterpretasikan People Sebagai Sumber Daya Manusia (SDM)

People (Orang)

Bisa kita interpretasikan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) dari Perbankan Syariah itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan nasabah (customer), SDM ini sendiri juga akan sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan para pelanggan Perbankan Syariah.
SDM yang dimiliki oleh Perbankan Syariah saat ini masih dirasakan kurang, baik dari segi jumlah maupun dari sisi pengetahuan yang memadai terhadap produk Perbankan Syariah yang ditawarkan kepada nasabah.
Menempatkan SDM pada tempat yang sesuai dengan kapasitasnya (the right man on the right place), memang memerlukan sebuah strategi manajemen SDM yang cukup baik, karena jika strategi yang diimplementasikan keliru, maka akan berakibat fatal terhadap tingkat kepuasan pelanggan secara jangka panjang.
http://prasetyo-wibowo.com/2009/10/06/konsep-7p-marketing-mix-pada-perbankan-syariah/

Ketika berbicara strategi social marketing atau pemasaran sosial, pertanyaan
pertama yang muncul adalah wujud rancangan strategi. Selanjutnya yang menjadi hal
penting adalah cara menyusun strategi dan cara menerapkannya. Lalu dari mana
organisasi nirlaba harus memulai? Apakah dengan mengadopsi begitu saja strategi
pemasaran bisnis dalam “menjual” gagasan?
Strategi pemasaran bisnis = pemasaran sosial?
Berdasarkan definisi dari para ahli, social marketing pada dasarnya
merupakan aplikasi strategi pemasaran komersil untuk “menjual” gagasan dalam
rangka mengubah sebuah masyarakat, terutama dalam manajemen yang mencakup
analisa, perencanaan, implementasi dan pengawasan.
Lalu bagaimana organisasi nirlaba perlu memahami dan merancang strategi
social marketing berdasarkan pemahaman ini? Selain penerapan 9 elemen marketing
yang telah dikenal (segmentasi pasar, target, positioning, diferensiasi, marketing mix,
selling, brand, service dan process), pada dasarnya marketing menurut Hermawan
Kertajaya adalah sesuatu yang sederhana. Ia mengumpamakannya sebagai seni
“menjual” diri (selling self) atau organisasi. Apabila seseorang atau organisasi
mempraktikkan prinsip-prinsip: promosi tanpa memaksa, memahami dan menerapkan
positioning secara tepat, memahami branding dan diferensiasi berarti lembaga atau
seseorang perusahaan telah menjalankan marketing dengan benar.
Apa saja landasan pemasaran secara umum yang dapat diterapkan pada
pemasaran sosial? Hermawan mengistilahkan dasar-dasar marketing sebagai “3i
Marketing Triangle”, yaitu positioning (cara sasaran/publik yang hendak diubah
perilakunya mendefinisikan perusahaan/organisasi dengan kompetitor), differentiation
(perbedaan ) dan brand (keunikan, ketajaman, dan fokus sebuah produk
dibandingkan dengan produk lainnya, bisa berupa logo dan bentuk unik).
http://www.ibl.or.id/en/ibl/html/data/File/PPF/STRATEGI_SOCIAL%20MARKETING.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar